Sabtu, 10 Februari 2024

Airlangga


 Raja Airlangga adalah pendiri sekaligus raja terakhir dari Kerajaan Kahuripan yang pernah berdiri di Jawa Timur pada abad ke-11.

Raja Airlangga bertakhta di Kahuripan, wilayah kuno yang saat ini menjadi bagian dari Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Ia menjadi satu-satunya raja di Kahuripan karena pada akhir pemerintahannya memilih untuk membagi kerajaannya menjadi dua untuk putranya.

Setelah turun takhta, Airlangga memilih untuk menjadi pertapa hingga akhir hayatnya pada 1049.

Asal-usul Raja Airlangga

Dari Prasasti Pucangan diketahui bahwa Airlangga adalah putra dari Gunapriyadharmmapatni dan Udayana dari Bali.

Prasasti Pucangan juga menyebut bahwa Airlangga dinikahkan dengan putri dari pamannya sendiri, Dharmawangsa Teguh.

Dharmawangsa Teguh adalah raja terakhir Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Timur.

Namun, pada saat pesta pernikahan Airlangga, ibu kota Mataram Kuno diserang oleh serangan mendadak dari Raja Wurawari.

Pada peristiwa yang dikenal sebagai Pralaya Medang itu, banyak pembesar kerajaan yang tewas, termasuk di antaranya Raja Dharmawangsa Teguh dan putrinya.

Gunapriyadharmmapatni adalah cicit dari Mpu Sindok, pendiri Wangsa Isyana sekaligus raja yang memindahkan ibu kota Kerajaan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur pada t

Raja Airlangga, Penguasa Tunggal Kerajaan Kahuripan

KOMPAS.com - Raja Airlangga adalah pendiri sekaligus raja terakhir dari Kerajaan Kahuripan yang pernah berdiri di Jawa Timur pada abad ke-11.

Raja Airlangga bertakhta di Kahuripan, wilayah kuno yang saat ini menjadi bagian dari Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Ia menjadi satu-satunya raja di Kahuripan karena pada akhir pemerintahannya memilih untuk membagi kerajaannya menjadi dua untuk putranya.

Setelah turun takhta, Airlangga memilih untuk menjadi pertapa hingga akhir hayatnya pada 1049.

Asal-usul Raja Airlangga

Dari Prasasti Pucangan diketahui bahwa Airlangga adalah putra dari Gunapriyadharmmapatni dan Udayana dari Bali.

Gunapriyadharmmapatni adalah cicit dari Mpu Sindok, pendiri Wangsa Isyana sekaligus raja yang memindahkan ibu kota Kerajaan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur pada tahun 929

Prasasti Pucangan juga menyebut bahwa Airlangga dinikahkan dengan putri dari pamannya sendiri, Dharmawangsa Teguh.

Dharmawangsa Teguh adalah raja terakhir Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Timur.

Namun, pada saat pesta pernikahan Airlangga, ibu kota Mataram Kuno diserang oleh serangan mendadak dari Raja Wurawari.

Pada peristiwa yang dikenal sebagai Pralaya Medang itu, banyak pembesar kerajaan yang tewas, termasuk di antaranya Raja Dharmawangsa Teguh dan putrinya.

Prasasti Pucangan menyebutkan bahwa Airlangga berhasil selamat dari peristiwa Pralaya Medang dengan cara melarikan diri ke dalam hutan bersama abdinya, Narottama.

Dalam pelariannya, Airlangga yang masih berusia 16 tahun memilih untuk memperdalam kekuatan batin dan ilmu agamanya dengan para pertapa yang suci.

Konon karena Airlangga sangat teguh agamanya, ia mendapatkan cinta kasih dari para dewa yang amat besar.